TERAPI ANTI KOAGULAN
Operasi ganti katup
pertama kali pada tahun 1960 dimana Harken dan Starr secara terpisah mengganti
katup aorta dengan ball-valve prosthesis. Sejak saat itu, perkembangan
bentuk dan pemahaman dalam katup prostetik berkembang pesat.
Ada beberapa
pembagian katup artifisial yang dikenal pada saat ini. Katup biologi yaitu
katup jantung manusia yang diperoleh dari donor setelah mereka meninggal dan
dibekukan untuk digunakan nantinya (homograft). Katup bioprostetis yaitu yang
terbuat dari binatang yang telah dicampur bahan kimia dalam pengolahannya. Dan
katup mekanik yang terbuat dari logam, karbon dan/atau bahan sintetis.
Katup prostetik
mekanik lebih tahan lama tetapi juga lebih trombogenik dibandingkan katup
bioprostetik. Keuntungan dari katup bioprostetik adalah lebih fisiologis dan
tidak memerlukan antikoagulan jangka panjang. Perkembangan dalam model dari
katup bioprostetik telah menyempurnakan daya tahan dan resistensi terhadap
kerusakan struktur, dan katup ini sekarang telah banyak digunakan pada pasien
usia muda.
1. Katup Mekanik
Ada tiga jenis katup
mekanik: caged-ball, single leaflet atau tilting-disk, dan bileaflet
valve. Katup-katup mekanik ini memiliki tiga komponen: okluder (closure
mechanism),housing dan sewing ring. Semuanya memiliki derjat regurgitasi
yang dapat mencegah pembentukan trombus pada permukaan katup.
a. Caged-Ball valve
Katup prostetik yang pertama sekali yaitu Starr-Edwards
caged-ball valve diperkenalkan pada tahun 1960. Versi
original dari katup ini memiliki bola karet silikon (silastic) yang dapat
bergerak bebas. Model ini didisain secara teori dapat mencegah pembentukan
trombus. Tetapi bagaimanapun bola karet ini dapat menahan aliran darah yang
dapat mengakibatkan terbentuknya tromboemboli.
b.
Single
leaflet atau tilting-disk
Katup ini terdiri
dari orifisium mayor dan minor. Oleh karena adanya tilting disk dapat
memungkinkan aliran darah sentral, risiko terbentuknya tromboemboli lebih
rendah dibandingkan dengan katup caged-ball, namun risiko tromboemboli
pada katup ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan katup mekanik
bileaflet.Katup single leaflet pertama kali adalah Bjork-Shiley yang
diperkenalkan tahun 1969.
karbon pyloritik yang dikelilingi oleh teflon sewing ring.
Katup Medtronic-Hall tilting-disk yang dikeluarkan pada tahun1977
merupakan katup jenis single leaflet yang paling sering digunakan.
c.
Bileaflet
valve
Katup prostetik St Jude Medical disetujui penggunaanya
oleh United States Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 1977,
merupakan katup bileaflet yang paling sering digunakan pada sekarang ini. Katup
ini terbuat dari karbon pyloritik yang dibungkus oleh grafit dan terdiri dari
dua buah leaflet yang menempel pada cincin. Katup ini memungkinkan aliran darah
sentral yang simetris dan non turbulensi.
2. Katup Bioprostetik
Katup bioprostetik berasal dari porcine (katup
jantung babi yang dijahitkan pada struktur katup) atau yang dibuat dari
perikardium sapi (bovine) yang dijahitkan pada struktur katup. Katup jantung bioprostetik kurang trombogenik
dibandingkan katup mekanik dan tidak memerlukan terapi antikoagulan jangka
panjang.
Terapi
Anti Koagulan
Faktor-faktor yang berperan dalam
pembentukan trombus pada katup prostetik adalah; perubahan aliran darah dan
aktivasi hemostasis yang disebabkan oleh adanya gangguan pada dinding pembuluh
darah selama operasi. Terapi antikoagulan jangka pendek
dengan unfractioned heparin (UFH) atau low-molecular-weight heparin (LWMH)
sering digunakan sampai konsentrasi terapeutik dari vitamin K antagonis tercapai
Pemberian aspirin dan vit K
antagonis secara terpisah maupun kombinasi, digunakan untuk terapi jangka
panjang pada pasien dengan katup prostetik. Vitamin K antagonis merupakan
satu-satunya oral antikoagulan yang tersedia untuk pasien katup. Warfarin memiliki
rerata waktu paruh 40 jam dan merupakan vitamin K antagonis yang digunakan
secara luas di Amerika Utara. Jenis antagonis lain yang digunakan di Eropa
yaitu acenocoumarol (waktu paruh 8-11 jam), fluindione (waktu paruh 30 jam),
dan phenprocoumon (waktu paruh 3-5 hari). Pada praktek klinis sehari-hari, vit
K antagonis sulit untuk digunakan karena obat ini memiliki onset dan offset
yang lambat, dengan respon dosis obat yang bervariasi pada setiap individu, dan
interaksi pada beberapa obat dan makanan.10 Oleh karena itu obat ini harus
selalu di kontrol efek antikoagulannya, yang akan mengganggu kenyaman pasien
dan dengan biaya yang besar. Metode standard yang digunakan dalam memonitor
efek antikoagulan ini yaitu dengan memeriksa nilai Internasional Normalised
Ratio (INR) .
Berikut merupakan algoritma yang diambil dari
guideline 2006 American College of Cardiology (ACC) dan American Herat
Association (AHA) dan Guideline 2008 American College of Chest Physiciant
(ACPP) .
Warfarin
Pada tahun 1922, Schofield
menemukan penyakit perdarahan akibat mengkonsumsi tanaman sweet clover hay.
Lalu Roderick mengamati hewan yang terkena penyakit tersebut ternyata didapati
defisiensi faktor pembekuan darah berupa prothrombin. Lalu pada tahun 1940,
Link dan rekan – rekannya mempublikasikan purifikasi & sintesis dari
dicumarol (3,3-methylenebis-9 [4-hydroxycoumarin]) komponen aktif pada tumbuhan
tersebut. Kemudian zat tersebut dipatenkan pada Wisconsin Alumni Research
Foundation, yang mana kemudian dari situlah nama warfarin itu didapat. Warfarin
kemudian diluncurkan pada tahun 1948.
Vit K adalah kofaktor untuk
karboksilasi residu glutamat menjadi karboksiglutamat (G1a) pada wilayah
N-terminal dari protein dependent Vit K. Protein-protein ini yang termasuk di
dalamnya faktor koagulasi II, VII, IX, dan X memerlukan karboksilasi dari Vit K
untuk aktivitas biologis. Dengan menghambat siklus konversi Vit K, warfarin
menginduksi produksi hepatik dari protein dekarboksilasi parsial dengan aktivitas
koagulasi yang berkurang.
Karboksilasi mempromosikan ikatan
dari faktor dependent koagulasi Vit K dengan permukaan fosfolipid yang kemudian
mempercepat koagulasi darah. Karboksilasi memerlukan bentuk tereduksi dari Vit
K ( Vitamin KH2). Warfarin memblokade pembentukan Vitamin KH2 dengan menghambat
enzim Vit K epoxide reduktase. Oleh sebab itu membatasi karboksilasi dari
protein–protein koagulan Vit K dependent. Agonist Vit K juga menghambat
karboksilasi dari protein koagulan pengaturan C dan S. Efek antikoagulasi dari
warfarin dapat diatasi dengan Vit K1 (phytonadione) dosis rendah, karena Vit K1
dapat melampaui Vit K epoxyde reduktase.
Warfarin setelah pemberian
peroral pada dasarnya akan diabsorpsi secara komplit dengan mencapai
konsentrasi puncaknya tercapai dalam waktu 4 jam pertama. Efek antikoagulannya
mulai terjadi dalam 24 jam setelah pemberian obat. Durasi dari aksi dosis
tunggal warfarin 5 mg per hari adalah 2 sampai 5 hari.
Pada pasien berusia 60 tahun ke
atas terlihat menggambarkan repons waktu protrombin yang lebih besar terhadap
efek antikoagulan. Penyebab peningkatan efek antikoagulan dari warfarin
terhadap kelompok usia ini masih belum diketahui, kemungkinan akibat kombinasi
faktor farmakokinetik dan farmakodinamik. Oleh sebab itu sesuai dengan
bertambahnya usia biasanya diperlukan warfarin dengan dosis yang lebih rendah
untuk mencapai level terapeutik yang diinginkan.
Terapi anti-koagulan pada katup mekanik
Berdasarkan data yang tersedia, sangat beralasan
memulai terapi dengan vitamin K antagonis setelah operasi ganti katup dengan
katup mekanik segera setelah hemostasis tercapai, biasanya dalam 6-24 jam
setelah operasi. Tidak ada data tersedia sebagai acuan untuk memutuskan
penggunaan UFH atau LWMH segera setelah operasi sampai nilai INR tercapai pada
terapi vitamin K antagonis. ACC/AHA dan ACCP menyarankan untuk memulai terapi
dengan heparin segera setelah operasi apabila tidak ada masalah pendarahan.
terapi
anti-koagulan pada katup bioprostetik
karena ada anggapan peningkatan
kejadian tromboemboli pada 3 bulan pertama setelah operasi dengan katup
bioprostetik, banyak studi menyarankan pemberian terapi vitamin K antagonis
untuk 3 bulan pertama. Studi yang dilakukan secara random yang membandingkan
pemberian dosis vit K antagonis pada 108 pasien (kebanyakan pasien dengan
posisi aorta) ditemukan tidak ada perbedaan besar dalam kejadian emboli antara
vitamin K antagonis yang mencapai nilai INR 2.0 – 2.3 dibandingkan dengan nilai
INR 2.5 – 4.0 pada pemberian 3 bulan pertama setelah operasi. Berdasarkan studi
ini dapat diterima target nilai INR 2.5 (2.0-3.0) untuk pasien dengan katup
bioprostetik pada posisi aorta. Target nilai INR pada posisi mitral adalah 3.0
(2.5-3.5). Terapi vitamin K antagonis biasanya dimulai segera setelah operasi
dan dilanjutkan sampai dengan 3 bulan.
Pemberian aspirin dosis rendah
direkomendasikan ACC/AHA dan ACCP sebagai terapi alternatif pada 3 bulan
pertama setelah operasi. Berdasarkan studi yang ada, aspirin dosis rendah boleh
diberikan selain pemberian warfarin pada 3 bulan pertama setelah operasi pada
pasien dengan katup bioprostetik aorta.
Terapi anti-koagulan pada
perbaikan katup
Perbaikan katup biasanya di lakukan pada operasi
perbaikan mitral dan trikuspid dengan menggunakan band annuloplasty dan ring.
Cincin anuloplasty ini dijahitkan pada annulus untuk mencegah dilatasi.
Guideline oleh ESC merekomendasikan penggunaan
vitamin K antagonis untuk 3 bulan (target nilai INR 2.5 range 2.0-3.0), dan
European Association for Cardiothoracic Surgery (EACTS) merekomendasikan
vitamin K antagonis atau pemberian antiplatelet untuk 3 bulan setelah operasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar